Pages

Wednesday 1 May 2013

Benarkah sarang laba-laba lemah?



“Perumpamaan orang-orang yang mengambil  perlindungan-perlindungan selain Allah. Adalah seperti laba-laba yang membuat rumah. Dan sesungguhnya rumah yang paling lemah ialah rumah laba-laba kalau mereka mengetahui.” (Q.S. Al Ankabut [29]: 41)

                Laba-laba adalah binatang yang ada dimana-mana,  mulai dari hutan sampai kegedung hunian. Lebih dari 90% bangunan didunia ada laba-laba didalamnya, sehingga semua orang mengenal binatang ini. Al Qur’an telah mengabadikannya menjadi nama sebuah surat, yakni  surat Al Ankabut. Binatang yang disebutkan secara khusus dalam Al Qur’an, tentunya memiliki sesuatu hal yang istimewa. Namun sayang, orang-orang lebih terfokus pada kekurangan laba-laba, salah satunya rumah laba-laba yang dianggap sebagai rumah yang paling lemah.
                Selama ribuan tahun, para ahli tafsir memberikan komentar yang senada, yakni ulasan tentang kelemahan sarang laba-laba. Seolah-olah laba-laba tidak mempunyai keistimewaan apa-apa. Sejak mufasir abad ke-7, misalnya Abdullah bin Abbas, sampai mufasir abad ke-20, Ahmad Mustafa Al-Maraghi, sama-sama mengatakan laba-laba memang lemah karena tidak bisa melindungi dirinya dari panas dan dingin. Rumah laba-laba juga rapuh karena mudah hancur apabila diterjang angin atau binatang lain.
                Dalam tafsir Al Jami’ul Akhmil Quran karya imam Al Qurthubi disebutkan sebuah hadist  ucapan Yazid bin Maisarah bahwa laba-laba adalah setan, dan bahwa Ali bin Abi Thalib menganggap adanya sarang laba-laba didalam rumah akan mewariskan kemiskinan maka harus dibuang.
                Tafsir Ad-Darul Mantsur  karya Jalaludin as-Sayuti memuat hadits mursal Abu Daud yang berasal dari Yazid bin Martsad tentang sabda Rasulullah Saw. yang menyebutkan bahwa laba-laba adalah setan yang harus dibunuh bila mendapatinya. Lho, bukankah laba-laba yang justru berjasa membuat sarang menutupi gua, melindungi Rasulullah Saw. bersama Abu Bakar sewaktu bersembunyi di Gua Tsur ketika hijrah? Tafsiran seperti itu membuat penasaran. Harus ada sesuatu yang penting dari laba-laba.
                Dalam Jurnal Ilmiah science edisi 5 Januari 1996, ilmuwan Jelinski dan kolegennya dari Cornell University, Ithaca, New York, mengungkap sebagian rahasia laba-laba. Dalam penelitiannya dilaboratorium, ditemukan bahwa jaring laba-laba yang diproduksi dari tubuh binatang itu sendiri, terbuat dari molekul berbentuk serat, yang tersusun dari residu asam amino glisin 42%, alanin 25%, dan 33% sisanya glutamin, serin, dan triosin. Analisis Resonansi Magnetika serat terhadap jaring laba-laba yang mengandung 40% alanin menunjukan suatu struktur yang terorganisir sangat rapi seperti Kristal. Jaring laba-laba ternyata tahan air dan memiliki kekuatan 5 kali lebih besar dari baja dengan ukuran yang sama, dan 2 kali lebih lentur dari pada serat nilon. Subhanallah
                Menurut Bambang Ariwahjoedi dan Zeily Nurachman, ahli kimia dan teknik material dari ITB, kekuatan jaring laba-laba adalah 1x109 N/m2. Ini hampir sama kuatnya dengan serat Kevlar, serat polimer sintetis yang dipakai sebagai bahan pembuatan rompi tahan peluru. Sedangkan ketangguhannya, 4 kali lebih besar. Penelitian membuktikan bahwa jaring laba-laba sanggup menahan dan menjerat serangga besar, kecil, lalat, capung, sampai burung pipit.
                Begitu kuatnya serat jaring laba-laba ini, sehingga dimungkinkan untuk menjadi bahan tekstil anti peluru, penguat material komposit untuk selubung peralatan elektronik, body mobil, dan badan pesawat terbang. Laba-laba menjadi sumber inspirasi bagi penciptaan material baru yang berasal dari makhluk hidup, bio materials seperti protein, polisakarida, dan lain-lain. Dengan berkembangnya ilmu bio-engineering, laba-laba bisa diternakkan menjadi berjuta-juta ekor, diberi makan larutan zat tertentu untuk secara massal “dipekerjakan” memproduksi serat yang sangat kuat bagi keperluan industry. Teknologi gen-cloning bisa digunakan untuk membuat bakteri yang dapat dikerahkan memproduksi serat laba-laba secara in vitro dalam tabung kimia. Para arsitek dari Jerman sudah mengembangkan konstruksi bentangan lebar yang sangat kuat tapi tipis yang diilhami dari jaring laba-laba. Allahu Akbar
                Jadi, jaring laba-laba sama seklai tidak lemah dan bukan tidak berguna. Lantas, mengapa Al Quran menyebutnya lemah? Firman Allah tidak mungkin keliru. Tafsirnya yang perlu disempurnakan. Perhatikan ayat diatas baik-baik. Ternyata yang disebutkan lemah adalah rumahnya laba-laba baitul ankabut. Bukan jaring laba-laba nusjatul ankabut / spider web. Laba-laba adalah karnivora, pemakan daging, yang membuat jaring jebakan, lalu bersarang dibalik daun-daunan, disudut tembok, dibalik lemari. Disana mereka menunggu mangsa yang tertangkap dijaring yang amat kuat itu, baru mendekat untuk membunuh dan menyeretnya untuk dimakan. Rumah (sarang) tempat diam dan bertelur laba-laba inilah yang mungkin bersifat lemah, jenis kelemahannya belum terungkap, jadi harus diteliti oleh ilmuwan Muslim, setelah kekuatan jaring laba-laba ditemukan oleh ilmuwan non-muslim. Dengan begitu Al Quran kita tempatkan pada fungsinya yang mulia, sebagai pedoman dan disegala sector kehidupan, termasuk isyarat dibidang penelitian sains dan teknologi. Bukan hanya berisi anjuran beramai-ramai membunuh laba-laba. Wallahu’alam.



(Sumber : Mukjizat Sains Dalam Al-Qur'an)  

No comments:

Post a Comment

 

Blogger news

Blogroll