“Perumpamaan
orang-orang yang mengambil
perlindungan-perlindungan selain Allah. Adalah seperti laba-laba yang
membuat rumah. Dan sesungguhnya rumah yang paling lemah ialah rumah laba-laba
kalau mereka mengetahui.” (Q.S. Al Ankabut [29]: 41)
Laba-laba
adalah binatang yang ada dimana-mana,
mulai dari hutan sampai kegedung hunian. Lebih dari 90% bangunan didunia
ada laba-laba didalamnya, sehingga semua orang mengenal binatang ini. Al Qur’an
telah mengabadikannya menjadi nama sebuah surat, yakni surat Al Ankabut. Binatang yang disebutkan
secara khusus dalam Al Qur’an, tentunya memiliki sesuatu hal yang istimewa.
Namun sayang, orang-orang lebih terfokus pada kekurangan laba-laba, salah
satunya rumah laba-laba yang dianggap sebagai rumah yang paling lemah.
Selama
ribuan tahun, para ahli tafsir memberikan komentar yang senada, yakni ulasan
tentang kelemahan sarang laba-laba. Seolah-olah laba-laba tidak mempunyai
keistimewaan apa-apa. Sejak mufasir abad ke-7, misalnya Abdullah bin Abbas,
sampai mufasir abad ke-20, Ahmad Mustafa Al-Maraghi, sama-sama mengatakan
laba-laba memang lemah karena tidak bisa melindungi dirinya dari panas dan
dingin. Rumah laba-laba juga rapuh karena mudah hancur apabila diterjang angin
atau binatang lain.
Dalam
tafsir Al Jami’ul Akhmil Quran karya
imam Al Qurthubi disebutkan sebuah hadist
ucapan Yazid bin Maisarah bahwa laba-laba adalah setan, dan bahwa Ali
bin Abi Thalib menganggap adanya sarang laba-laba didalam rumah akan mewariskan
kemiskinan maka harus dibuang.
Tafsir Ad-Darul Mantsur karya Jalaludin as-Sayuti memuat hadits
mursal Abu Daud yang berasal dari Yazid bin Martsad tentang sabda Rasulullah
Saw. yang menyebutkan bahwa laba-laba adalah setan yang harus dibunuh bila
mendapatinya. Lho, bukankah laba-laba yang justru berjasa membuat sarang
menutupi gua, melindungi Rasulullah Saw. bersama Abu Bakar sewaktu bersembunyi
di Gua Tsur ketika hijrah? Tafsiran seperti itu membuat penasaran. Harus ada
sesuatu yang penting dari laba-laba.
Dalam
Jurnal Ilmiah science edisi 5 Januari 1996, ilmuwan Jelinski dan kolegennya
dari Cornell University, Ithaca, New York, mengungkap sebagian rahasia
laba-laba. Dalam penelitiannya dilaboratorium, ditemukan bahwa jaring laba-laba
yang diproduksi dari tubuh binatang itu sendiri, terbuat dari molekul berbentuk
serat, yang tersusun dari residu asam amino glisin 42%, alanin 25%, dan 33%
sisanya glutamin, serin, dan triosin. Analisis Resonansi Magnetika serat
terhadap jaring laba-laba yang mengandung 40% alanin menunjukan suatu struktur
yang terorganisir sangat rapi seperti Kristal. Jaring laba-laba ternyata tahan
air dan memiliki kekuatan 5 kali lebih besar dari baja dengan ukuran yang sama,
dan 2 kali lebih lentur dari pada serat nilon. Subhanallah
Menurut
Bambang Ariwahjoedi dan Zeily Nurachman, ahli kimia dan teknik material dari
ITB, kekuatan jaring laba-laba adalah 1x109 N/m2. Ini
hampir sama kuatnya dengan serat Kevlar, serat polimer sintetis yang dipakai
sebagai bahan pembuatan rompi tahan peluru. Sedangkan ketangguhannya, 4 kali
lebih besar. Penelitian membuktikan bahwa jaring laba-laba sanggup menahan dan
menjerat serangga besar, kecil, lalat, capung, sampai burung pipit.
Begitu
kuatnya serat jaring laba-laba ini, sehingga dimungkinkan untuk menjadi bahan
tekstil anti peluru, penguat material komposit untuk selubung peralatan
elektronik, body mobil, dan badan pesawat terbang. Laba-laba menjadi sumber
inspirasi bagi penciptaan material baru yang berasal dari makhluk hidup, bio materials seperti protein,
polisakarida, dan lain-lain. Dengan berkembangnya ilmu bio-engineering, laba-laba bisa diternakkan menjadi berjuta-juta
ekor, diberi makan larutan zat tertentu untuk secara massal “dipekerjakan”
memproduksi serat yang sangat kuat bagi keperluan industry. Teknologi gen-cloning bisa digunakan untuk membuat
bakteri yang dapat dikerahkan memproduksi serat laba-laba secara in vitro dalam tabung kimia. Para
arsitek dari Jerman sudah mengembangkan konstruksi bentangan lebar yang sangat
kuat tapi tipis yang diilhami dari jaring laba-laba. Allahu Akbar
Jadi,
jaring laba-laba sama seklai tidak lemah dan bukan tidak berguna. Lantas,
mengapa Al Quran menyebutnya lemah? Firman Allah tidak mungkin keliru.
Tafsirnya yang perlu disempurnakan. Perhatikan ayat diatas baik-baik. Ternyata
yang disebutkan lemah adalah rumahnya laba-laba baitul ankabut. Bukan jaring laba-laba nusjatul ankabut / spider
web. Laba-laba adalah karnivora, pemakan daging, yang membuat jaring
jebakan, lalu bersarang dibalik daun-daunan, disudut tembok, dibalik lemari.
Disana mereka menunggu mangsa yang tertangkap dijaring yang amat kuat itu, baru
mendekat untuk membunuh dan menyeretnya untuk dimakan. Rumah (sarang) tempat
diam dan bertelur laba-laba inilah yang mungkin bersifat lemah, jenis
kelemahannya belum terungkap, jadi harus diteliti oleh ilmuwan Muslim, setelah
kekuatan jaring laba-laba ditemukan oleh ilmuwan non-muslim. Dengan begitu Al
Quran kita tempatkan pada fungsinya yang mulia, sebagai pedoman dan disegala
sector kehidupan, termasuk isyarat dibidang penelitian sains dan teknologi.
Bukan hanya berisi anjuran beramai-ramai membunuh laba-laba. Wallahu’alam.
(Sumber : Mukjizat Sains Dalam Al-Qur'an)
No comments:
Post a Comment